PAKIBRAKA
Paskibraka merupakan kegiatan
ekstrakurukuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah
air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi
pekerti luhur dalam rangka pembentukan karakter building generasi muda
Indonesia.
1.
Pengertian
Paskibraka
Pakibraka
singkatan dari pasukan pengibar bendera pusaka dengan tugas utamanya
mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan
Indonesia di Istana Negara. Anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan april
untuk persiapan pengibaran pada 17 agustus dibeberapa tingkat wilayah, provinsi
dan nasional. Lambangdari organisasi paskibra adalah bunga teratai. Arti dari
kata paskibraka adalah sebagai berikut :
-
Pas berasal
dari pasukan diambil dari kata suku bahasa jawa kaki arti lain ras mendapat
imbuhan awalan per dan akhiran an kalau diartikan banyak suku / kumpulan suku.
-
Kib berasal
dari kata kibar mengandung pengertian pengibar
-
Ra berarti
bendera dan
-
Ka berarti
pusaka
2.
Sejarah
Paskibraka
Gagasan
Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke
Yogyakarta.Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden
Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar,
untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung
Yogyakarta.Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa
sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh
penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Tetapi,
karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan
lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan
kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan
Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap
dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika
Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani
pengibaran bendera pusaka.Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di
Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.Selama
periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang
ada di Jakarta.
Tahun
1967, Husein Mutahar
dipanggil presiden suharto untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera
pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta,
beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang
dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
- Kelompok 17 / pengiring
(pemandu),
- Kelompok 8 / pembawa (inti),
- Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah
tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45).Pada waktu itu dengan situasi
kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta
dan menjadi anggota Pandu/Pramuka
untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk
kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswaAKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat
dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khususABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir,
dan Brimob)
juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES)
yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai
tanggal 17 Agustus 1968,
petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi.Tetapi
karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah
oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan
duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh
Suharto kepada Gubernur/Kepala
Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik
kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang
Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka
Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera
duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu,
anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air
Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap
provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah
yang digunakan dari tahun 1967
sampai tahun 1972
masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman
melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA.
PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian
pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA.Mulai saat itu, anggota
pengibar bendera pusaka disebut PASKIBRAKA.
3.
Persyaratan
menjadi anggota paskibra
a.
Akhlak
a)
Mental/moral
dapat dipertanggung jawabkan
b)
Menaati
kewajiban agama yang dianut
c)
Berbudi
pekerti yang luhur dan bertingkah laku yang baik
b.
Berkepribadian
a)
Mudah dan
pandai bergaul
b)
Bersahaja, sopan
dan disiplin
c)
Berpenampilan
segar, gembira dan simpatik.
c.
Kesehatan
jasmani
a)
Tinggi badan
sekurang – kurangnya 160 cm dan maksimal 170 cm untuk putri, dan 165 cm dan
maksimal 175 cm untuk putera.
b)
Tegap dan
tidak cacat badan/fisik.
c)
Tidak
berkacamata, gigi sehat dan tidak berlubang.
d)
Sehat jasmani
dan rohani yang dinyatakan dengan surat dokter yang ditunjuk.
d.
Kemampuan/prestasi
a)
Mahir baris
berbaris.
b)
Menhayati arti
dan sejarah proklamasi kemerdekaan RI dan menghayati makna bendera pusaka.
c)
Memiliki nilai
raport diatas rata – rata.
d)
Memiliki bakat
kepemimpinan.
4.
Halentri
paskibra
Halentri
adalah tata cara kehidupan sehari – hari seorang paskibra.
1.
Halentri
dijalan
a.
Jika bertemu
yang lebih tua sapalah terlebih dahulu.
b.
Bersikap ramah
(tidak menentang).
c.
Jika diajak
bicara tataplah wajahnya dan pandangan tetap lurus kedepan, jangan membuang
pandangan atau muka.
d.
Jika terburu –
buru mintalah permisi.
2.
Halentri
bertamu
a.
Ketuklah pintu
terlebih dahulu sambil mengucapkan salam sebelum memasuki ruangan.
b.
Jangan masuk jika
belum dipersilakan masuk.
c.
Katakan maksud
dan tujuan kita.
d.
Jangan duduk
sebelum dipersilakan duduk dan ambilah sikap duduk yang baik.
e.
Jangan sekali
– kali memegang meja
f.
Setiap diajak
bicara jangan memalingkan muka/pandangan dan mengalihkan pembicaraan.
g.
Jika diberi
pertanyaan jawablah dengan tegas dan jelas serta sopan (jangan menjawab gengan
menggunakan kepala).
h.
Bicaralah
dengan baik dan sopan.
i.
Jika udah
selesai ucapkanlah salam dan kembalikan kursi pada posisi semula.
3.
Halentri makan
a.
Waktu makan
posisi tubuh tegap.
b.
Sendok
dipengang oleh tangan kanan dan garpu
ditangan kiri.
c.
Cara memegang
sendok dan garpu sama dengan memegang pena.
d.
Diwaktu sedang
makan tidak ada bicara.
e.
Sebelum dan
sesudah makan selalu membaca do’a.
5.
ikrar
putra Indonesia
aku mengaku putra
Indonesia, dan berdasarkan pengakuan iti :
1.
aku mengaku,
bahwa aku adalah makhluk tuhan al khalik yang maha esa dan bersumber kepada
Nya.
2.
Aku mengaku,
bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
3.
Aku mengaku,
berbangsa satu, bangsa Indonesia.
4.
Aku mengaku
berjiwa satu, jiwa pancasila.
5.
Aku mengaku
bertujuan satu, masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila sesuai dengan
isi pembukaan undang – undang dasar 1945.
6.
Aku mengaku,
berkarya satu, penjuangan besar dengan akhlak dan ikhsan menurut ridho tuhan yang
maha esa.
6.
Dharma mulia paskibra
Paskibra
itu :
1.
Taqwa kepada
tuhan yang maha esa.
2.
Abdi terhadap
tanah air dan bangsa.
3.
Setia kepada
pancasila dan undang – undang dasar 1945.
4.
Adab terhadap
orang tua, hormat terhadap guru serta menjunjung tinggi derajat dan martabat
paskibra.
5.
Suka belajar,
bekerja keras, berkarya dan berprestasi.
6.
Bertanggung
jawab dan dapat dipercaya, beradap. Bersusila dan berbudi pekerti luhur.
7.
Demokratis,
kritis dan dinamis.
8.
Disiplin,
hemat, cermat dan bersahaja.
9.
Menjadi
tauladan dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan.
0 komentar:
Posting Komentar